Food waste dan food loss memiliki dampak negatif bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial. Food waste dan food loss menyebabkan pemborosan sumber daya seperti air, tanah, energi, dan pupuk yang digunakan untuk memproduksi makanan. Secara spesifik dampak food waste dan food loss terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:

  • Food waste dan food loss menyebabkan pemborosan sumber daya alam yang digunakan untuk memproduksi makanan, seperti air, tanah, energi, dan pupuk. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), food waste dan food loss menghabiskan sekitar 250 km3 air per tahun, yang setara dengan tiga kali volume Danau Victoria, danau terbesar di Afrika. Selain itu, food waste dan food loss juga mengurangi ketersediaan lahan pertanian yang produktif, yang dapat menyebabkan deforestasi dan degradasi tanah.
  • Food waste dan food loss juga menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Menurut FAO, food waste dan food loss bertanggung jawab atas sekitar 8% dari total emisi gas rumah kaca global. Sebagian besar emisi berasal dari proses produksi, pengolahan, dan transportasi makanan, serta dari pembusukan makanan di tempat pembuangan sampah. Gas rumah kaca yang dihasilkan oleh food waste dan food loss antara lain adalah metana, karbondioksida, dan nitrous oksida, yang memiliki potensi pemanasan global yang tinggi.
  • Food waste dan food loss juga berdampak pada keanekaragaman hayati dan ekosistem. Food waste dan food loss dapat mengganggu rantai makanan dan keseimbangan ekologis, serta menyebabkan hilangnya spesies flora dan fauna yang penting untuk menjaga fungsi lingkungan. Selain itu, food waste dan food loss juga dapat menimbulkan masalah kesehatan dan sanitasi, seperti pencemaran air, tanah, dan udara, serta penyebaran penyakit yang ditularkan oleh hama dan mikroorganisme.

Lalu bagaimana cara kita untuk membantu bumi dalam fenomena food waste dan food loss? Untuk mengurangi food waste dan food loss, kita perlu melakukan beberapa langkah, antara lain:

  • Membuat perencanaan belanja dan memasak makanan sesuai dengan kebutuhan dan porsi. Untuk merencanakannya terdapat aplikasi atau alat bantu seperti Food Waste Calculator untuk menghitung berapa banyak makanan yang dibutuhkan dan berapa banyak makanan yang akan kita buang.
  • Menyimpan makanan dengan cara yang tepat agar tidak mudah rusak atau basi. Kita bisa mengikuti panduan seperti Save The Food untuk mengetahui cara menyimpan makanan yang berbeda-beda, seperti sayuran, buah-buahan, daging, telur, susu, dan roti.
  • Mengolah kembali sisa makanan menjadi makanan baru atau pupuk organik. kita dapat memanfaatkan resep-resep kreatif untuk memanfaatkan sisa makanan, seperti Love Food Hate Waste atau Food Network. Kita juga bisa membuat pupuk organik dari sisa makanan dengan cara kompos.
  • Mendukung petani, produsen, dan distributor makanan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi, penyimpanan, dan distribusi makanan. Kita dapat membeli makanan lokal yang segar dan berkualitas dari pasar tradisional, toko kelontong, atau petani langsung. Kita juga bisa bergabung dengan komunitas atau organisasi yang bergerak di bidang pangan, seperti Foodbank of Indonesia, Foodcycle Indonesia, atau Yayasan Surplus Peduli Pangan.
  • Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap konsumsi makanan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. KIta dapat mengedukasi diri sendiri dan orang lain tentang dampak food waste dan food loss terhadap lingkungan, ekonomi, dan sosial. Kita juga dapat berpartisipasi dalam kampanye atau gerakan yang bertujuan untuk mengurangi food waste dan food loss, seperti Stop Food Waste Day atau World Food Day.

Sumber :

https://www.kompas.com/food/read/2021/04/22/193200875/perbedaan-food-loss-dan-food-waste-dari-mana-asalnya-

https://yoursay.suara.com/health/2020/07/03/122436/mengenal-food-waste-dan-food-loss-apa-bedanya